[FF] Let Go *Part 5*   3 comments


annyeong readers!! haha saya kembali *sok ngeksis banget neh author* haha nda apa!! oKey deh, bagi yang udah penasaran pengen baca lanjutannya silahkan di baca. tengKyu so much readers!!

.

LET GO

Author: d_na

Length: 5 of ?

Genre: romance

Cast:

Kim Chae Ri aka Kwon Yuri as you

Choi Minho

the rest member FF [Kim Taeyeon, Lee Sun Kyu, Stephany Hwang, and Im Yoona]

Kim Kibum [SHINee]

Jung Jinyoung [B1A4]

Summary: Kim Chae Ri, seorang gadis SMA biasa. tapi siapa sangka dia adalah seorang artis terkenal yang merupakan personil sebuah girlband baru FF.  namun ia merahasiakan identitasnya karena tidak mau mendapat perlakuan berbeda dengan teman2nya. karena rasa simpati pada Minho, akhirnya ia memutuskan untuk menjadi kekasihnya. Seorang mahasiswa yang sedang magang di sana mendekati Chae Ri dan itu membuat Minho mulai menyadari perasaannya pada Chae Ri…

Apa benar yang dikatakan Key? Karena dia wanita pertama yang masuk dalam kehidupanku setelah umma makanya aku bersikap seperti ini? Minho membuka album foto umma dan tersenyum. Ummaku tidak mirip dengan Chae Ri, bahkan sangat jauh berbeda. Tapi caranya tertawa, tersipu, dan memanggil namaku semua mengingatkanku pada umma. Apa karena aku memang begitu merindukan umma? Atau Chae Ri sudah kuanggap seperti ummaku sendiri? Pikir Minho melayang. Ia duduk di tepi ranjangnya menikmati setiap lembar foto ummanya sambil mengenang masa-masa bersama wanita yang ia cintai itu. 1 lembar foto terjatuh, foto ummanya dengan seorang wanita cantik. Dibaliknya ada sebuah catatan kecil bertuliskan tangan ummanya.

‘Hae Ra, mungkin sampai kapanpun dosaku takkan terampuni. Semua telah berakhir, bahkan sebelum dimulai. Mungkin inilah yang disebut karma’ Minho mengerutkan dahinya, apa maksudnya karma? Apa yang telah berakhir? Siapa itu Hae Ra? Dibalik-baliknya lagi album tua itu. Foto wanita yang bernama Hae Ra itu muncul lagi dengan tulisan yang berbeda.

‘Hae Ra dan Ri Chan’ apa wanita ini sahabat ibunya? Memang mereka menggunakan seragam sekolah pada saat itu. Lalu foto selanjutnya adalah foto ayah dan ibunya yang robek ujungnya. Minho meneliti lagi, sepertinya sengaja dirobek karena ada sesuatu.

‘Mungkin ini terlalu kekanak-kanakan. Usahaku takkan pernah mencapai goalnya. Kini kulihat ia kembali bersama wanita itu. Apa ini akhir dari segalanya? Tapi aku begitu cemburu melihat suamiku dengan wanita lain, karena terlalu mencintainya kah? Aku bahkan membiarkan hatiku sendiri dengan kepergianku.’ Tetes air mata jatuh mengalir di sudut mata Minho. Ia tak menyangka, inikah yang sebenarnya terjadi? Ayahnya selingkuh, lalu ibunya melihat. Memang tidak secara langsung ayahnya menghabisi nyawa ibunya, tapi ia menghancurkan hati ibunya terlebih dahulu. Yang lebih menyakitkan pasangan selingkuh ayahnya adalah wanita dalam foto ini, sahabat ibunya sendiri Hae Ra.

Minho memejamkan matanya, perasaannya mulai berkecamuk. Di dalamnya banyak sekali perang. Antara perasaannya dengan Chae Ri, perasaan dendamnya pada ayah dan wanita yang bernama Hae Ra itu.

“Arrgh! Ini semua bisa membuatku gila!” Minho mengacak-ngacak rambutnya. Dia menatap Hpnya sekilas. Apa dia harus minta maaf pada Chae Ri karena sikapnya tadi siang?

Ringtone Hp Yuri mengejutkan Yoona dan Sunny yang saat itu sedang berlatih menyanyi.

“Hp Yuri ada sms? Buka yok!” Sunny tersenyum jahil.

“Jangan onni, ntar Yuri onni marah lo!” tegur Yoona pelan. Tapi Sunny ngeyel dan membukanya.

“Apa ini? ‘Jagiya, maafkan sikapku tadi. Aku tidak bermaksud bersikap begitu. Mungkin Key benar, aku hanya sedang merindukan ibuku yang mirip denganmu. Makanya aku bersikap begitu padamu. Maafkan aku!”

“Hah?” Taeyeon yang baru datang ikut-ikutan nimbrung.

“Pacarnya Yuri nih!” Sunny langsung memperlihatkan isi pesannya pada Taeyeon.

“Dari siapa?” Yoona ikut-ikutan penasaran.

“Nae Minho! Siapa itu?” tanya Taeyeon sambil membaca nama pengirimnya.

“Apa maksudnya Minhoku?” tanya Yoona.

“Berarti namanya adalah Minho? Minho?” heboh Sunny. Yoona mengerutkan dahinya, Minho? Key? Siapa? Apa jangan-jangan?

“Yah, apa yang kalian lakukan?” tanya Yuri yang baru saja kembali bersama Tiffany.

“Cieh, Nae Minho!” goda Taeyeon.

“Hah? Apaan?” tanya Yuri ga ngerti.

“Onni udah punya pacar ya? Tuh barusan dia sms!” beritau Yoona. Yuri langsung menyambar Hpnya. Benar Minho mengirimkan sms padanya?

“Siapa itu?” tanya Yoona. Hah? Yuri mulai gugup, ow boy!

“Minhwan, pacarku yang ada di Busan!” jawab Yuri asal.

“Kok Minho? Bukan Minhwan?” tanya Taeyeon lagi.

“Mm, anu..a…aku hanya suka nama itu…!” Yuri tersenyum bingung, lalu beranjak keluar secepat mungkin.

“Yah, Minho! Kenapa kau sms?” marah Yuri saat menelepon Minho.

“Ga boleh? Aku kan ingin minta maaf!” jawab Minho pelan.

“Pendaftaran udah ditutup!” sahut Yuri kesal.

“Jangan marah-marah terus, ntar keriputan lho!” ejek Minho. Yuri menggembungkan pipinya.

“Kau tau? Mereka hampir saja menebak siapa aku!” jawab Yuri.

“Maksudnya? Kau ada di studio sekarang?”

“Ne, hari ini ada pengambilan video sebentar! Mereka sudah bisa menebak secara garis besar!”

“Lalu?” tanya Minho.

“Tentu saja aku berdalih kalau itu bukan Minho, tapi Minhwan!! Pacarku yang ada di Busan!”

“Memang ada yang namanya Minhwan?”

“Aniya, tentu saja itu fiktif!!”

“Oo mianhae, aku ga tau!! Tapi mereka ga tau, kan?”

“Ne, aku harap. kalau mereka tau itu kau. Mereka bisa menghubungkan diriku dengan Kim Chae Ri dengan kemiripan kami!”

“Kamu kan ga bilang kalau ada kesana hari ini, jadi mana aku tau!” jawab Minho lagi.

“Pokonya kalau mereka tau Kwon Yuri adalah Kim Chae Ri, itu semua salahmu!” kecam Yuri.

“Ne, aku bakal bertanggung jawab!” janji Minho.

“Jagi…?” panggil Minho.

“Hmm?”

“Kujemput ya?” pinta Minho.

“No way! Kalau mereka ngelihat gimana?”

“Aku akan hati-hati, kalau perlu aku juga nyamar, jadi supir!”

“Kau ini Minho!” Chae Ri memajukan bibirnya.

“Kalau gitu nanti kujemput jam 5 ya, jagi. Saranghae!” tutup Minho. Wajah Yuri lantas merona. Dasar Minho, merayu saja kerjaan.

Tiffany diam membatu, apa yang barusan didengarnya? Kwon Yuri adalah Kim Chae Ri? Terlebih, dia adalah pacarnya Minho? Yuri? Apa dia mengkhianati Yoona? Tidak, bukan Cuma Yoona! Dia juga mengkhianati semua member FF!!

“Kau menelepon siapa barusan?” tanya Tiffany, menghentikan langkah Yuri.

“Supirku!” jawab Yuri pelan. Dia kembali ke ruangannya, namun tangannya ditarik oleh Tiffany.

“Minho bukan supirmu, kan?” tanya Tiffany sakartis. Apa? Minho? Apa maksud Tiffany? Apa dia dengar yang barusan?

“Katakanlah Yuri-ah, kenapa kamu menipu kami?” tetes air mata Tiffany berguguran, karena kecewa pada orang yang sudah ia anggap seperti sahabatnya itu.

“Jangan bicara disini!” bisik Yuri sambil menarik tangan Tiffany menuju balkon.

“Jadi kau sudah tau semuanya?” tanya Yuri pelan, Tiffany menghapus air matanya seraya mengangguk.

“Bagaimana ya? Minta maafpun aku ga yakin kalian akan memaafkanku. Kau lihat sendiri kejadian tadi pagi antara aku dengan kedua sahabatku. Itu reaksi mereka setelah tau siapa aku!” Yuri menerawang, air matanya menetes.

“Aku tau rasanya pedih dikecewakan oleh sahabat sendiri. Aku juga merasakannya!” rintih Yuri.

“Aku ga mau diperlakukan berbeda. Aku ga mau mereka berteman denganku karena aku Kwon Yuri. Aku ingin mereka menerimaku apa adanya sebagai Kim Chae Ri, makanya aku menyembunyikan identitasku.”

“Tapi taukah kau, tidak mudah rasanya. Hatiku sakit harus membohongi kalian seperti ini!” isak Yuri, ia terduduk saking perihnya perasaannya.

“Aku ingin minta maaf, dan mengakui semua kesalahanku. Tapi aku tidak ingin menghancurkan impian kita semua!”

“Aku ingin menjadi seorang penyanyi! Tapi aku tetap ingin menjadi diriku!” Tiffany menatap Yuri iba, air matanya menetes kembali.

“Lantas kenapa kau pacaran dengan Minho? Bukankah kau tau Yoona menyukainya?” tanya Tiffany sambil duduk di sebelah Yuri. Yuri tersenyum.

“Minho mengetahui rahasiaku, dan dia memintaku menjadi pacarnya kalau tidak…”

“Dia akan meyebarkan rahasiamu? Jahat sekali dia memanfaatkanmu?” Tiffany menyipitkan matanya.

“Dia tidak sejahat itu, dia memintaku menjadi pacarnya hanya untuk membatalkan perjodohannya saja kok! Hanya saling membantu, tidak ada perasaan sama sekali! Aku berjanji setelah semuanya beres, aku akan mengumumkan identitasku dan mengakhiri segalanya dengan Minho!”

“Benarkah?” tanya Tiffany, Yuri mengangguk.

“Maafkan aku Tiffany!” Yuri menunduk.

“Aku memang ga pantas menjadi bagian dari kalian!” sesal Yuri. Tiffany membelai rambut Yuri.

“Tenanglah Yuri-ah, aku takkan bilang pada siapapun! Setidaknya sampai urusanmu dengan Minho selesai.” Jawab Tiffany.

“Aku akan melakukannya sendiri, aku yang akan mengumumkan identitasku.”

“Jangan bertindak gegabah, Yuri-ah! Kau bisa menghancurkan FF!”

“Tidak akan hancur kalau aku keluar!” jawab Yuri.

“Jangan berkata seperti itu, tanpa Yuri FF bukan lagi Five Fairies!” rajuk Tiffany.

“Tetap kok, FF Four Fairies! Kalian ga akan hancur, karena yang salah adalah aku bukan kalian!” jawab Yuri lagi.

“Sampai kapanpun, impian tetap impian Yuri-ah! Penggemar kita pasti akan mengerti masalahmu!” jawab Tiffany bijak. Yuri memeluknya dan menumpahkan tangis penyesalannya. 1 hari yang melelahkan.

“Ah ya! Ini! kamu wajib datang ya diacara ulangtahunku!” Tiffany tersenyum seraya memberikan undangannya.

“Ne, sebagai Yuri atau Chae Ri?”

“Yuri, ah terserahlah. Tapi karena kau jadi bintang tamu jadi Yuri saja. FF akan menghiburku disaat ul-tahku nanti!” Yuri tersenyum, Tiffany bisa menerima dirinya sama seperti Minho, tapi kenapa kedua sahabatnya tidak?

Chae Ri tesrsenyum-senyum sendiri mengingat kejadian saat Minho menjemputnya tadi. Minho lucu sekali, dia benar-benar menyamar menjadi supir. Penampilannya membuat Chae Ri tertawa setiap kali mengingatnya.

“Kenapa penampilanmu seperti itu?” tanya Yuri kaget sambil menahan tawanya.

“Apa-apan kumis ini?” Yuri menarik kumis Minho.

“Yah! Jangan ditarik nanti ada yang tau identitasku!” Minho menempel kumisnya.

“Tapi aku cakep juga kok seperti ini?” Minho berkaca sambil tersenyum-senyum sendiri.

“Dasar narsis!” sindir Yuri.

Makhluk aneh, kenapa hanya dengan melihat wajahnya saja aku sudah merasa senang? Kenapa hanya mendengar suaranya saja jantungku berdegup kencang? Kenapa saat ia berada disisiku perasaanku begitu tenang?

“Apa ini yang disebut suka? Aku dengan Jiyong dulu tidak seperti ini?” Chae Ri mengetuk-ngetukan jarinya.

“Apa jadinya kalau aku menyukai Minho? Itu artinya aku mengkhianati Yoona! Ga! Ga boleh! Aku ga boleh menyukai Minho!” Chae Ri menepuk-nepuk pipinya sendiri.

“Masih ada 2 minggu sebelum perjodohan!” Chae Ri kembali termenung. Tidak mungkin ada yang terjadi dalam waktu sesingkat itu, kan? Jadi tenang saja!

“Jagiya, sekarang ayahku masih di Jepang. Setelah beliau pulang akan langsung diadakan perjodohan. Saat itu aku akan membawamu, memperkenalkanmu dengan ayahku sebagai pacarku!”

“Dengan wujud Yuri atau Chae Ri?”

“Chae Ri tentunya, kan pacarku Kim Chae Ri!”

“Tapi Chae Rikan orang biasa, Yuri bukan. Mungkin ayahmu akan berubah pikiran dan membatalkan perjodohanmu jika pacarmu adalah seorang artis terkenal. Bukan orang biasa!” usul Yuri.

“Lalu menyuruhku menikahimu?” tanya Minho menggoda Chae Ri.

“Ah, ga mau! Ga mau nikah muda!” Yuri terkekeh. Minho mengacak-ngacak rambut Yuri gemas.

Chae Ri menyentuh rambutnya. Setiap sentuhan Minho menggetarkan hatinya. Minho…

“Pagi Chae Ri-ah!” sapa Yesung yang saat itu langsung menghampiri gadis itu.

“Oppa!” sapa Chae Ri kaget. Heran juga, kenapa pagi-pagi sekali Yesung sudah datang?

“Oppa cepat sekali datangnya! Ini kan masih pagi sekali?” tanya Chae Ri.

“Aniya, hanya ingin datang cepat saja. Kau sendiri? Kenapa begitu pagi?”

“Aku membuat bekal, jadi bangunnya pagi-pagi sekali. Jadi langsung berangkat deh!” jawab Chae Ri malu-malu.

“Kamu pintar masak? Wah, boleh nih! Sekali-sekali buatkan oppa bekal!” canda Yesung, Chae Ri tersenyum simpul.

“Kalau Minho tidak memaksaku membuatnya, aku ga bakal membuatnya! Aneh-aneh saja dia. Sudah punya pembantu masih menyuruh orang!” adu Chae Ri sambil mencuatkan bibirnya kesal. Yesung tersenyum kaku, oh ternyata Minho.

“Hmm, tidak baik bicara seperti itu dengan calon suami sendiri!” tegur Yesung. Chae Ri membulatkan matanya.

“Mwo? Suami? Bercanda apa kau oppa? Pagi-pagi begini membicarakan hal itu!”

“Loh kenapa? Bukankah kalian memang akan menikah?” tanya Yesung. Chae Ri menggeleng kuat.

“Tidak mau nikah muda!”

“Begitu?” kening Yesung berkerut. Tapi menurut berita yang beredar, direktur perusahaan Hyundai Department tersebut akan menikahkan putranya, Choi Minho dengan putri grup Asan.

“Kau sudah sarapan?” tanya Yesung lagi, Chae Ri menggeleng.

“Pantas saja kamu kurus seperti ini. Sudah kelas 3 juga, ga bagus kalau ga sarapan. Nanti sakit. Ayo kita makan dulu!” ajak Yesung, mereka berdua langsung menuju kafetaria.

“Ada hal yang membuatku penasaran!” gumam Yesung. Chae Ri menggigit rotinya dengan pelan. Ia tidak biasa sarapan pagi.

“Apa?”

“Selepas lulus kamu akan langsung menikah dengan Minho?” tanya Yesung lagi membuat Chae Ri tersedak.

“Ga apa-apa?” Yesung mengelus-elus punggung Chae Ri.

“Oppa ini! kenapa membicarakan itu terus sih?”

“Kenapa? Malu ya?” Chae Ri memukul lengan Yesung pelan.

“Aku tidak menikah dengan Minho secepat itu!” jawabnya pelan.

“Tapi menurut berita perjodohan kalian sudah ditetapkan tanggalnya!”

“Mwo? Perjodohan? Ah! Bukan begitu!” jawab Chae Ri bingung.

“Hah? Maksudnya?”

“Begini, Minho memang dijodohkan. Tapi dia ga mau, dan meminta bantuanku untuk membatalkan perjodohannya.” Jelas Chae Ri. Yesung Cuma mengangguk pelan (*bayangin muka innocentnya Yesung pas di EHB, kekekekek~).

“Jadi? Kalian cuman pura-pura?” tanyanya lagi.

“Ga, kami beneran pacaran kok!” jawab Chae Ri.

“Maksudnya? kau kan cuman membantu, gimana ceritanya jadi pacaran benaran? Apa kalian memang saling menyukai?”

“Ya, aku Cuma membantunya. Tapi kami beneran pacaran. Kalau saling menyukai…aku tak tau soal itu!”

“Hmm…”

“Ngomong-ngomong, setelah perjodohan batal, apa yang akan kamu lakukan? Maksudku, kalian tetap akan melanjutkan ‘pacaran’ kalian?” tanya Yesung lagi. Eh? Benar juga! Setelah aku dan Minho membatalkan perjodohan, apa yang akan terjadi di antara kami? Maksudku, bukankah itu artinya aku tidak perlu berhubungan lagi dengannya? Chae Ri menautkan alisnya.

“Err, entahlah. Aku juga tidak tau!” jawab Chae Ri ragu.

“Kau kenal Tiffany?” tanya Yesung mengalihkan pembicaraan saat ia melihat raut wajah Chae Ri yang nampak sedih.

“Eh? Iya, maksudku. Siapa yang tidak mengenalnya? Dia kan member FF!” jawab Chae Ri sambil menggigit rotinya.

“FF? Ah girlband yang sedang naik daun itu? Yang menari tidak jelas itu?”

“Oppa nih apaan sih! Tarian mereka bagus tau!” sahut Chae Ri tidak terima, terang saja sebagian besar gerakan adalah hasil dari koreografinya sendiri sebagai lead dancer.

“Ah! Kau fans mereka?” tanya Yesung.

“Ne, kenapa?” tanya Chae Ri angkuh.

“Hmm tidak, anak-anak membicarakan pesta ulang tahun Tiffany. Oppa hanya penasaran, seperti apa orangnya yang katanya akan memanggil boyband-girlband seKorea itu.”

“Ternyata, dia memang orang kaya!” Yesung tersenyum dan melanjutkan sarapannya.

“Oppa diundang?” Yesung mengangguk.

“Hmm, kau juga kan?”

“Ne…”

“Mau pergi bersamaku?” tawar Yesung, Chae Ri tampak berpikir. Ah, tidak mungkin aku bersamanya dalam wujud Yuri.

“Ah, aku mengerti. Minho pasti sudah mengajakmu!”

“Hah?” tanya Chae Ri tidak mengerti. Minho? Dia bahkan ga ada mengajaknya sama sekali!

“Sepertinya aku ketinggalan selangkah nih!” gumam Yesung pelan.

“Pernah kencan dengan Minho?” tanya Yesung tiba-tiba. Wajah Chae Ri lantas memerah mengingat kejadian hari minggu itu. Apa itu bisa dibilang kencan ya?

“Hmm, kalau itu disebut kencan mungkin iya!” jawab Chae Ri pelan.

“Oh ya? Kemana? Makan malam romantic? Ke pantai?” Chae Ri menggeleng.

“Hanya jalan-jalan saja kok!”

“Aneh! Minho itu kan kaya sekali! Ayahnya, Choi Siwon adalah seorang direktur perusahaan nomor 2 yang terkenal di Korea, setelah perusahaan Lotte. Hyundai Department, dan sudah punya 12 cabang disini. Dengar-dengar sih mau nambah 6 cabang lagi.” Chae Ri menatap Yesung, benarkah yang barusan yang ia katakan?

“Kau tidak tau?” tanya Yesung sakartis. Chae Ri menggeleng pelan, ia merasa dirinya tidak tau apa-apa tentang Minho. Bahkan sampai hal itu saja, ia tau dari orang lain.

“Serius kau tidak tau? Minho tak pernah cerita apapun padamu?” lagi-lagi Chae Ri menggeleng. Benar, Minho ga pernah bilang apa-apa padanya. Bahkan, orang yang akan dijodohkan dengannya saja tidak. Minho tau rahasia terbesar Chae Ri, tapi dia enggan menceritakan rahasianya. Bukankah itu tidak adil? Yang ia tau hanyalah ibunya Minho yang sudah tiada, ia membenci ayahnya dan Minho tak pernah pacaran. Itupun kalau bukan dari Key, ia juga tak tau apa-apa.

“Mungkin karena Minho tidak ingin ada yang tau, secara aku bukan siapa-siapanya kan?” jawab Chae Ri ragu.

“Kau bilang kalian benar-benar pacaran?” tanya Yesung lagi. Yah, itu benar. Dan kenyataan itu membuatnya sakit. Apa Minho tidak benar-benar menganggapnya pacar? Atau Minho tidak serius dengan hubungan mereka?

“Aku kan hanya membantunya, itu saja. Setelah perjodohan selesai, maka semuanya selesai.” Benarkah begitu? Hati Chae Ri sendiri ragu untuk menjawabnya. Benarkah semua akan berlalu begitu saja? Dan semua ini akan berakhir? Aku dan Minho kemudian akan kembali pada kesibukan kami masing-masing tanpa pernah menoleh lagi, seakan kami tidak pernah mengenal satu sama lain?

“Begitu ya? Kau terlihat ragu? Apa mungkin kau benar-benar menyukainya?” tanya Yesung membuat Chae Ri tertunduk. Apa ia menyukainya?

“Mana mungkin! Aku hanya membantunya saja kok!” sangkal Chae Ri, ah matanya berkedut. Kenapa dia jadi gugup begini?

“Minho juga…tidak mungkin…punya perasaan begitu, kan?” gumamnya pelan.

“Kenapa Minho memilihmu untuk membantunya?”

“Hmm, entahlah. Mungkin karena aku mirip ibunya!” jawab Chae Ri sambil mengangkat bahu.

“Tapi wajahmu berbeda dengan Park Ri Chan, ibunya Minho.”

“Entah, Minho yang bilang. Ngomong-ngomong, kau tau banyak hal ya oppa!”

“Tidak juga, aku hanya tertarik pada keluarganya. Perusahaan besar pasti punya rahasia, ternyata pengusaha sukses seperti direktur Choi punya banyak masalah dengan keluarganya.”

“Maksudnya?”

“Yang kutau, ibunya Minho meninggal dalam kecelakaan. Setelah kecelakaan ia dibawa ke rumah sakit dan koma. Ia sempat sadar kemudian meninggal dunia. Saat itu Minho masih kecil.”

“Apa?”

“Rumor yang beredar bilang, kecelakaan itu karena ulah direktur Choi sendiri.”

“Maksudnya ayahnya Minho membunuh istrinya sendiri?” tanya Chae Ri kaget. Yesung mengangguk.

“Pantas Minho begitu membenci ayahnya, ternyata…”

“Kenapa?” tanya Yesung lagi.

“Ah tidak, hanya saja. Kenapa suaminya begitu kejam?” Yesung melipat tangannya.

“Ia kepergok selingkuh sama istrinya.”

“Mwo? Selingkuh?” Chae Ri kaget, benarkah itu? Pantas, Minho begitu membenci ayahnya. Ternyata, ada rahasia dibalik ini semua.

“Ne, hmmm. Sepertinya bel udah bunyi. Cepat masuk!” sahut Yesung.

“Ah ne! Annyeong oppa…” Chae Ri langsung bersiap menuju kelasnya.

“Chae Ri-ah!” seru Yesung. Chae Ri menoleh.

“Jangan kangen padaku ya!” canda Yesung, kemudian memberikan senyum termanisnya. Chae Ri terkekeh dan belalu, wajahnya tampak merona.

“Akhirnya, aku bisa menghancurkan tuan muda itu!” bisik Yesung sambil berjalan menuju ruang kesehatan.

“Minho??” seru Chae Ri sedikit mengejutkan Minho yang sedang asyik membaca buku fisikanya itu. Minho menurunkan bukunya, kemudian menghadiahkan Chae Ri sebuah senyuman yang sangat menawan.

“Kau mau makan, jagiya?” tanya Minho, Chae Ri mengangguk. Minho lantas menarik tangan Chae Ri, mereka berjalan menuju atap supaya ga diganggu Key dan Jinyoung. Chae Ri menggigit bibirnya, ia ingin tau lebih banyak tentang Minho, setidaknya sebagai ‘pacar’ ia tau lebih dari orang lain. Jujur saja, sejak Yesung bilang seperti itu, ia merasa sedih. Minho sepertinya tidak serius dengannya. Ah aku kenapa sih? Kenapa aku malah berpikiran begini? Kenapa aku merasa kecewa dan sedih begini? Aku kan hanya membantu Minho membatalkan perjodohan!! Aku tidak punya perasaan apa-apa padanya!! Seharusnya tidak!! Ingat Yoona, Chae Ri! Ingat bahwa Yoona juga menyukai Minho!! Juga?? Memangnya ada yang menyukainya selain Yoona? Kenapa aku menggunakan kata ‘juga’? Dahi Chae Ri berkerut.

“Aku tidak mungkin menyukainya. Tidak! Lebih tepatnya, aku ga boleh menyukai namja ini!” bisik hati Chae Ri. Tapi siapa yang mampu mengalahkan kuasa Tuhan untuk saling mencintai? Bukankah itu fitrah manusia?

“Chagi!! Melamun saja?” tanya Minho membuyarkan lamunan Chae Ri.

“Ah…ah…a…ah! Aniya!” jawab Chae Ri gugup.

“Sedang mikirin apa sih?” tanya Minho sambil duduk. Chae Ri menunduk, hening. Keduanya terdiam, berbagai pertanyaan timbul di benak Minho. Tapi ia tetap memilih diam sampai Chae Ri angkat bicara.

“Ma…maafkan aku!!” jawab Chae Ri akhirnya. Pikirannya kacau, ia bingung harus bicara apa pada laki-laki di depannya.

“Maaf? Untuk apa?”

“Aku…aku…” Chae Ri kembali membisu.

“Noona, ada apa denganmu?” tanya Minho lagi. Chae Ri menelan ludahnya, ‘noona’? Dia tidak memanggilku chagi lagi? Kenapa?

“Ah aniya!! Lupakan saja!” Chae Ri berusaha bersikap santai. Kemudian dengan cueknya ia duduk dan mulai melahap makanan buatannya. Minho hanya bisa melihatnya dengan tatapan bingung. Apa Chae Ri ingin mengakhiri hubungan mereka? Apa ini karena namja yang bernama Yesung itu? Apa Chae Ri serius menyukai namja itu? Yesung? Wajahnya sangat familiar, tapi nama itu begitu asing…

“Uhukk!!” Chae Ri tersedak, ia makan kelewat cepat. Bahkan tidak dikunyah sama sekali.

“Makannya pelan-pelan aja! Nanti juga bakal habis!” ujar Minho sambil mengambilkan air minum untuk Chae Ri, namun Chae Ri hanya menatap air itu dengan pandangan linglung. Jangan berbuat baik begini Minho!! Jangan berbuat seperti ini untukku! Aku tidak tanggung kalau nanti aku menyukaimu!

“Wae?”

“Ah aniy! Kenapa kau lakukan ini?” tanya Chae Ri sakartis.

“Karena kau pacarku!” jawab Minho santai, Chae Ri tersenyum kecut. Pacar?

“Kenapa memangnya?” tanya Minho, entah ada apa dengan Chae Ri sekarang. Apa dia memang ingin mengakhiri hubungan mereka.

“Kita bukan seperti itu kan? Tidak perlu memaksakan diri demi aku. Aku…aku…hiks!” Chae Ri mencoba bicara tapi air matanya keluar lebih dulu. Ah kenapa seperti ini?

“Apa maksudmu? Kita memang pacaran kan? Noona, kau kenapa? Kenapa menangis?” Minho mengerutkan dahinya, ia merasa serba salah. Ia tidak ingin mendengar kata putus dari Chae Ri.

“Pacar? Jangan katakan itu Minho! Kau tau kita tidak ada hubungan apa-apa! Kita tidak punya perasaan apa-apa! Jangan memperlakukan seolah kita benar-benar pacaran. Kau tau itu menyakitkan? Kau tidak mengerti perasaanku!!”

“Apa salahnya aku bersikap begitu pada pacarku sendiri? Lagian kau ini kenapa sih? Tau-tau menangis dan bersikap seperti ini? Apa karena namja itu?” emosi Minho mulai tersulut.

“Namja itu? Siapa?” tanya Chae Ri tidak mengerti.

“Siapa? Tentu saja namja yang bernama Yesung itu?!”

“Kenapa Yesung oppa dibawa-bawa dalam pembicaraan ini? Dia ga ada hubungannya!”

“Huh! Kau membelanya? Jelas sekali kamu mulai bersikap aneh seperti ini sejak bertemu dengannya!!” Minho menyipitkan matanya.

“Aku tidak membelanya! Karena memang dia tidak ada hubungannya!!” Chae Ri menautkan alisnya.

“Lantas kenapa kau bersikap aneh begini?”

“Itu…aku juga tidak tau kenapa. Argh!!! Kau tidak akan mengerti!!”

“Yah!! Aku memang ga ngerti apa-apa! Makanya!! Beri tau aku segalanya!! Katakan apa yang ingin kamu katakan! Keluarkan semuanya, jangan dipendam sendiri! Apapun yang ada dipikiranmu! Katakan semuanya padaku!” Minho menunduk, wajahnya memerah menyadari apa yang barusan dikatakannya.

“Kenapa? Kenapa kau masih bersikap seperti itu juga sih? Apa kau ga ngerti?? Aku kan sudah bilang! Jangan bersikap seperti ini padaku! Aku…aku…! Kau tidak mengerti kalau aku terluka!!” nada suara Chae Ri kembali meninggi.

“Terluka? Kenapa? Aku tidak bermaksud melukaimu! Ini yang pertama bagiku, aku tidak tau harus bersikap seperti apa! Apa aku terlalu mengekangmu?” tanya Minho pelan. Tatapan mata Minho membuat perasaan Chae Ri makin tak karuan. Kau!! Choi Minho!! Sukses membuatku merasakan hal ini. air matanya kembali meleleh di kedua pipinya.

Minho menyentuh dadanya, ah rasanya perih melihat air mata Chae Ri jatuh seperti itu. Apa yang harus ia lakukan? Menghapus air matanya? Apa Chae Ri malah akan semakin marah padanya?

“Apa yang harus kulakukan?” Minho menarik napas panjang, ia tersiksa. Yah, tersiksa karena membuat air mata itu mengalir. Air mata dari gadis yang ia sukai…

“Karena…kau melakukan itu tanpa memikirkan perasaanku!” jawab Chae Ri akhirnya, ia memejamkan matanya. Bahunya terguncang, kini ia mulai terisak.

“Itu ga benar! Aku melakukannya untukmu, noona. Percayalah padaku!!” Minho memberanikan dirinya menghapus air mata itu. Meski wajahnya tampak semakin tersiksa, ia terus mencoba meyakinkan Chae Ri.

“Lepas!! Jangan sentuh aku!! Kau tidak mungkin bersikap seperti ini demi aku! Kau tau! Sikapmu yang seperti inilah yang menyakitiku!! Kau membuatku seperti ini, padahal kamu tak ada perasaan apa-apa padaku!! Hanya aku yang…aku yang menderita seperti orang bodoh begini. Hiks!” Chae Ri masih terisak, ah dadanya terasa begitu perih.

Tersampaikankah? Sakit…jangan memberiku harapan palsu!! Taukah kau? Kalau memang aku terlanjur menyukaimu, tolong jangan buat aku makin tersiksa dengan perasaan ini. Aku…tak tau harus bagaimana, aku tak sanggup membuangnya begitu saja. Makanya jangan beri aku harapan, jika itu hanyalah harapan kosong. Jangan membuatku semakin menyukaimu, jika kau tidak punya perasaan apapun padaku. Jangan biarkan aku tersiksa karena menyukaimu.

“Tidak ada perasaan apa-apa?” Minho tersenyum kecut seolah mengejek. Ia menarik Chae Ri kedalam pelukannya. Membiarkan gadis itu terisak didadanya. Ia tak peduli meski Chae Ri akan malah semakin membencinya karena ini. Ia hanya ingin Chae Ri tau, bahwa ia sangat menyukainya.

“Aku menyukaimu….” lirih Minho pelan. Tangis Chae Ri reda, apa? Apa katanya barusan? Minho bilang kalau ia menyukainya? Tapi itu…

“Jangan memaksakan diri untuk mengatakan itu. Kau memang tidak punya perasaan apa-apa padaku. Bagaimana mungkin? Kita baru saja memulai…”

“Tapi aku menyukaimu!!” tegas Minho sekali lagi.

“Minho cukup! Kau sudah sering merayuku dengan kata-kata seperti itu. It’s not working anymore!” Minho melepas pelukannya. Dia kini menatap mata Chae Ri tajam sembari menaruh (?) tangannya dibahu Chae Ri.

“Kau tau kenapa aku memilihmu?” tanya Minho, Chae Ri menggeleng kaku.

“Karena aku menyukaimu! Yah sejak hari pertama aku bertemu denganmu!” jawabnya.

“Kau bilang begitu, karena aku mirip ibumu kan?” Chae Ri tersenyum kecut. Minho menarik napas panjang.

“Kupikir begitu. Tapi Jinyoung menyadarkanku, apa hanya karena itu? Banyak sekali yeoja di sekolah ini jika dipuji wajahnya akan merona, tidak Cuma kau. Tapi kenapa aku memilihmu? Kenapa aku merasa marah sekali melihatmu dengan Yesung hyung? Kenapa aku rela mempermalukan diri di depan seluruh siswa hanya untuk melindungi air matamu? Kenapa aku rela berhujan-hujan hanya untuk memenuhi janjiku? Kenapa aku rela menyamar menjadi supir hanya untuk bertemu denganmu? Kau pikir apa jawabannya? Mirip dengan ibuku?” tanya Minho skeptic, Chae Ri tertunduk. Minho sudah menyatakan perasaannya. Bagaimana dengan dia? Haruskah ia mencurahkan semua isi hatinya juga?

“Aku serius, aku memang menyukaimu! Aku tidak tau apa dan kenapa bisa hal ini terjadi padaku. Aku tidak bisa menyangkalnya ini yang pertama untukku. Dan kau adalah wanita pertama yang membuatku merasa seperti ini.” Minho menutup matanya, ia sangat menyadari apa yang ia katakan barusan mungkin saja akan memperburuk keadaan. Atau, mengakhiri segalanya. Apa masih ada harapan untuknya? Ia tau Chae Ri menyukai Yesung, dan ia menyukai Chae Ri. Dan Minho berani bertaruh, Yesung juga menyukai Chae Ri. Apa masih ada harapan? Benang merah yang melintang di hadapan mereka makin terlihat kusut, hingga susah menguraikannya. Minho masih tertunduk, lebih tidak tau apa yang harus ia katakan lagi. Apakah perasaannya tersampaikan dengan jelas? Chae Ri yang dia seribu bahasa membuatnya semakin bingung. Otak pintarnya tidak mampu memberikan jawaban yang ia inginkan, apa Chae Ri akan menolak perasaannya? Sepertinya begitu…Chae Ri melepas pegangan tangan Minho. Minho memandangnya, sedih dan terluka.

“Katakan sesuatu…please…” desah Minho. Chae Ri hanya terdiam.

“Will you be able to accept ma heart?” tanya Minho dengan segenap keberaniannya. Lebih baik begini, di tolak atau di terima dengan jelas.

“Minho-ah…”

“Aku…aku…” Chae Ri mulai terbata. Ia bingung.

“Maaf aku…aku…ga bisa!” Chae Ri tertunduk menahan tangisnya. Minho hanya terduduk, ah…rasanya aneh? Perasaan apa ini?

Seperti inilah aku, mencintaimu dengan sejuta rasa perih. Bila kau tiada, aku terus mencoba mengatakannya. Tapi hati ini tidak pernah merasa puas, mungkin suatu hari nanti kau akan mendengarnya langsung dari bibirku. Tapi mungkin saat itu juga kau akan lari dan meninggalkan aku. Sungguh, itu saat yang menakutkan bagiku. Siapapun tak peduli rasa cinta ini perlahan membakarku. Bahkan kaupun tidak!!

“Tolong jangan salah paham. Aku…aku menyukaimu Minho, sangat!! Tapi aku ga bisa!”

“Kenapa?”

“Aku…aku ga bisa mengkhianati Yoona! Tidak!!” jawab Chae Ri akhirnya. Yoona? Maksudnya Yoona FF? Menyukaiku? Minho baru menyadari, ternyata orang yang dimaksud Chae Ri selama ini adalah Yoona.

“Dia menyukaiku?” tanya Minho, Chae Ri menutup mulutnya. Ia keceplosan!!

“Tidak ada gunanya ku sangkal, aku telah mengatakannya dengan jelas tadi. Sekarang kau mengerti posisiku kan?” ujar Chae Ri lagi. Minho tersenyum tipis, ia lega mendengar bahwa Chae Ri juga menyukainya.

“Kenapa? Kau senang karena Yoona menyukaimu?” tanya Chae Ri kesal. Apa-apaan Minho belum sejam berlalu setelah dia menyatakan perasaannya, tiba-tiba ia sudah tersenyum senang karena disukai Yoona. Dasar namja bodoh! Menyebalkan!! Perasaannya tadi itu bohongkan? Semuanya itu bohong!!

“Memangnya ga boleh tersenyum?” jawab Minho polos.

“Selamat yah! Kau lebih baik jadian saja dengan Yoona. Biar dia yang menggantikanku membatalkan perjodohanmu. Aku tidak bisa membantumu lagi. Aku akan bilang pada Yoona….”

“Kalau…aku…kalian…akan menjadi pasangan yang serasi! Kau seharusnya bersama Yoona!”

“Noona, kau baik-baik saja?” tanya Minho khawatir, wajah Chae Ri mulai pucat karena air mata yang masih berusaha ditahannya.

“Aniya, gwaenchana. Kau tau, Yoona pasti senang, aku…akan…mendoakan…kalian! Aku…aku…” Air mata itu akhirnya jatuh juga. Chae Ri segera menyekanya sebelum Minho sadar lalu berbalik dan meninggalkan Minho seorang diri. Inilah yang ia putuskan, ia harus bisa! Walau apapun yang akan terjadi, ini sudah keputusanku! Chae Ri menangis, dadanya sakit.

Aku tersiksa, memang itulah yang kurasakan. Rasa sakitnya melebihi dari segala-galanya yang pernah kurasakan. Aku lebih memilih sakit ditusuk oleh ribuan pedang daripada yang kurasakan sekarang, itu ibaratkan berenang di air yang sejuk dan dingin. Aku lebih memilih mati sekarang, daripada menanggung perasaan sakit yang kian hari makin menggerogoti. Menangis  pun percuma, meski sampai aku menangis darah rasa sakit ini takkan hilang begitu saja. Ia terus berlari, namun seberapa jauhpun perasaan sakit itu tak jua menjauh.

 

 

TBC~
nyahaha, smpe sgtu dulu yak!! author lagi mumet nih!! hohoho^^

Posted 20 Juni 2011 by MVP in Fan Fiction

Tagged with , , , ,

3 responses to “[FF] Let Go *Part 5*

Subscribe to comments with RSS.

  1. ayo author lanjut
    penasaran apa yg terjadi sma minho n chae ri selanjutnya

  2. Kasihan chae ri… T__T
    Lanjutkan,author.

  3. cepet di post lanjutannya thor..
    penasaran bgt..

Tinggalkan Balasan ke sari Batalkan balasan