[FF] Romantic *Part 6 of ?*

Annyeong…………….

Mian author baru sempet post ff romantic ini.. (bow)

Soalnya suer barusan aja aku buat dan belum diedit, jadi mungkin masih banyak kata2 yg salah penulisannya..

Pada penasaran gimana kelanjutan ___, jonghyun sama Key?

Simak ya…

Part 6

.

[Author POV]

Matahari semakin bergerak ke ufuk barat. Sayup-sayup terdengar suara kendaraan yang masih memadati jalanan di kota Seoul. Bagi Key, ini adalah hari paling indah di musim semi yang pernah di laluinya. Bukan karena cuaca yang cukup cerah dan udara yang hangat. Namun terlebih karena saat-saat yang ditunggunya datang juga. Walau bagi gadis disampingnya saat ini bukan sesuatu yang spesial,  Key sudah puas hanya dengan bersama wanita idamanannya. Sebuah keindahan  yang tak bisa diungkapkan dengan tutur kata. Sayangnya keindahan itu, harus terusik karena sebuah berita yang paling tidak ingin diketahuinya.

Taman yang mereka datangi tidak terlalu sepi. Banyak anak-anak kecil bermain di temani orang tua mereka.

Key memilih bangku dibelakang pohon akasia. Cukup terlindung dari keramaian. Namun masih bisa dilihat dengan jelas dari jalan raya.

“Mian Key,, kau pasti kecewa. Tapi aku bukan gadis gampangan Key. Kau tau aku sangat mencintainya..”

Aku tau kau sangat mencintai orang itu. Dan itu menyakitiku.

“Kau tidak salah. Kau hanya mencoba mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milikmu..”

Kau seharusnya menerimaku. Aku tidak akan pernah menyakitimu seperti dia.

“Jadi.. Apa yang harus aku lakukan Key? Aku..aku ga sanggup kalau harus bertemu muka dengan Jonghyun dan istrinya..”

“Bisa kau bayangkan bagaimana sakitnya aku?” ___ menundukan wajahnya.

Aku mengerti perasaanmu.

Key menggenggam erat jemari wanita itu. Mencoba membuatnya tegar. ___ mendongak melihat mata Key yang entah kenapa terlihat sedih. Key mengangguk pelan. Merapatkan tubuh ___ ke arahnya. Mengelus lembut rambut ___ dan memeluknya.

“Tenanglah __-ah. Pasti akan ada solusinya.” __ menenggelamkan wajahnya di bahu Key. Butuh waktu lama bagi Key untuk meredakan tangis ___. Tanpa ia sadari sesosok pria dari balik kaca mobil memperhatikan mereka sedari tadi. Raut wajahnya tampak kecewa. Tak lama kemudian ia segera melajukan kendaraannya ketika dilihatnya Key menoleh ke arahnya.

.

“Kau memang tidak pernah mengecewakan appa” kata seorang pria paruh baya. Jonghyun mengangguk menanggapi ucapan pria yang ia panggil appa itu.

“Sekarang, kita tidak perlu khawatir lagi mengenai masalah warisan kakek buyutmu.” Tuan Kim menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, matanya menerawang sambil sesekali menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

“Ye appa.” Jongyun menjawab singkat. Jika boleh jujur, Jonghyun ingin sekali keluar secepatnya dari ruangan ini dan tidur. Seharian ini pikirannya terus bekerja, begitu juga hatinya. Apalagi malam ini ia akan menggelar pesta mewah untuk merayakan kelahiran anggota baru keluarga Kim.

“Kau sudah undang semua karyawan perusahaan?” Jonghyun mengangguk sopan. Tuan Kim tersenyum penuh arti yang membuat siapapun termasuk Jonghyun bergidik melihatnya.

“Kalau begitu saya pamit dulu appa. Masih banyak hal yang perlu diurus.” Tuan Kim mendongak menatap anaknya sekilas. Kemudian mengangguk pelan.

.

“Key, apa perlu harus seperti ini?” ___ mengernyitkan alisnya. Menatap heran pada Key. Melihat ekspresi aneh di wajah ___, Key berdecak pelan.

“Kau ingin Jonghyun melihatmu malam ini kan?” Key berkacak pinggang. Kemudian beralih ke rambut ___ yang masih setengah rapi.

“Tapi..tidak harus berdandan seperti ini kan?!” ___ menggigit bibir bawahnya ragu. Key menghembuskan nafasnya perlahan, kemudian meraih kursi di sekitarnya dan memposisikan dirinya duduk  di hadapan ___.

“Dengar ___-ah, kau harus tampil cantik. Supaya Jonghyun melihat ke arahmu. Buat dia sadar, betapa beruntungnya dicintai oleh wanita sepertimu..” Key mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum manis.

“Terima kasih key. Kau sudah mau membantuku. Dan aku minta maaf karena aku tidak bisa membalas perasaanmu..”

“Sstt..” Key meletakkan telunjuknya di depan bibir __ dan menggelengkan kepalanya pelan.

Aku akan slalu melakukan apapun untuk membuatmu bahagia.. Lirih Key dalam hati. Key tidak tau kenapa ia slalu luluh di hadapan gadis ini. Ia slalu ingin berbuat sesuatu untuk membuat ___ tersenyum. Meskipun demi hal itu, ia harus menahan perih di hatinya.

“Kalau sudah ku dandani hingga cantik seperti ini, kau harus tersenyum. Ok?”

___ tersenyum manis ke arahnya.

“Nah, begitu lebih baik…” Key terkekeh pelan yang disusul oleh ___.

“Sebaiknya kita harus bergegas Key, lihat sudah hampir jam 7”

.

[Author POV]

Rasa sesak mendera di salah satu sudut hati Se Kyung. Sejujurnya, ia tidak pernah mencintai Jonghyun, namun ia juga tidak cukup punya rasa benci untuk melukainya seperti yang akan ia lakukan nanti. Oh Tuhan, bisik Se Kyung. Ia kembali menghela nafas panjang yang entah sudah berapa kali ia hembuskan. Matanya kembali melirik Kim Chae Ri, bayi perempuan mungil yang ada di pangkuannya. Tangan bayi itu terjulur lurus ke arahnya, seolah ingin mencoba menenangkan kegundahan hati sang ibu. Matanya kemudian beralih ke arah Kim HaeRa, bayi perempuannya yang lain yang sekarang sedang tidur di box bayi. Se Kyung tersenyum miris. Hatinya kembali dilemma, ia sangat ingin membawa ChaeRi pergi dari semua kemelut ini. Hanya dirinya dan bayi kecilnya. Pergi jauh meninggalkan semua beban yang ada di pikirannya. Ia urungkan kembali niat itu. Ia tidak tega membuat ChaeRi dan HaeRa hidup tanpa seorang ayah nantinya. Bagaimanapun, bayinya berhak mendapatkan kehidupan yang layak.

Jika saja ia tidak bertemu pria bernama Choi Minho, ia tidak akan pernah berada dalam situasi seperti ini. Dimana dia harus melukai hati sahabatnya sendiri dengan menikahi kekasih sahabatnya itu. Seandainya ia tidak mencintai Choi Minho, ia tidak akan mau menjadi alat balas dendam pria itu.

Konyol memang, tapi itulah kenyataan. Terkadang khayalan memang lebih masuk akal ketimbang realitas.

Walau pahit dan rumit, ia harus mengakui ia mencintai Choi Minho. Dan demi pria itu, ia rela melakukan ini semua.

Se Kyung mengambil sebuah kunci dari dalam saku bajunya. Ia mengamati kunci itu seksama. Siapa sangka hanya karena sebuah benda sekecil ini, nasib manusia dapat berubah.

Se Kyung mengecup lembut dahi anaknya, dan meletakan ChaeRi perlahan ke dalam box.

“Omma pergi sebentar ChaeRi-ya. Nanti omma kembali lagi.” Se Kyung beranjak keluar dan menutup pintu perlahan. Ketika ia berbalik, ia mendapati Jonghyun yang baru saja muncul dari arah tangga.

“Kau mau kemana?” Jonghyun berjalan mendekati istrinya.

“ChaeRi dan HaeRa sedang tidur, aku ingin mengambil baju-baju bayi yang ada di kamar. Kau bisa jaga mereka sebentar?” se kyung bertanya dengan nada datar. Jonghyun tanpa menyadari perubahan ekspresi istrinya menyahut singkat kemudian masuk ke dalam kamar anaknya.

Mianhe Jonghyun.. bisik Se Kyung untuk yang kesekian kali.

.

“Lihat dirimu ___. Inilah hasil karya Kim Kibum..” ujar Key bangga. Benar saja, ___ tampak anggun dan seksi malam ini. Dengan balutan gaun malam berwarna hitam dan bolero warna gading yang tampak serasi dengan sepatu high heels-nya. Percayalah, ___ tampak hebat malam ini.

___ mengangkat kedua alisnya begitu ia menatap pantulan wajahnya di cermin. Bibirnya membentuk huruf O menandakan ia sedikit terkejut. ia menoleh ke arah Key yang nyengir puas melihat hasil kerjanya.

___ beringsut mendekati Key dan memeluknya.

“Gomawo Key..” Key sedikit menahan dirinya dan melepaskan pelukan mereka.

“Ne, ayo kita pergi sekarang” ___ mengangguk kemudian mengikuti Key keluar.

— di tempat pesta

[ ___ POV]

“Park EunHee??!” ku pastikan alisku terangkat dan mataku terbelalak sekarang. Aku mengerjapkan mataku meyakinkan kalau aku memang tidak salah lihat.

Mendengar panggilanku, sontak Eunhee melepaskan tangannya dari genggaman Taemin. Ada apa ini?

“Sepertinya kalian berdua berhutang penjelasan padaku..” aku melirik Key yang berdiri di sebelahku kemudian beralih ke arah EunHee dan Taemin yang kompak bertampang malu-malu sekarang.

“Hahahahaa..” Aku tersenyum kecil mendengar Key tertawa.

“Jadi, sebenarnya ada apa ini?” aku bertanya pada Eun Hee.

“Oh ayolah Eun Hee kau harus menceritakan semuanya padaku.” Aku menggamit tangannya pergi meninggalkan Key dan Taemin yang sekarang entah sedang membicarakan apa.

Aku mengambil minuman berwarna merah yang di tawarkan oleh pelayan. Masih mendengarkan cerita EunHee tentang bagaimana dia bisa jadian dengan Taemin.  Yah! Jadian! Aku tidak tau kalau ternyata selama ini mereka suka sama suka.

Kami masih terus bercerita tentang keadaan kantor saat aku tidak masuk dua hari kemarin. EunHee menceritakan bagaimana bos kami Lee Jinki terus saja mengomel tentang kinerja kami yang menurun. Aku yakin saat bertemu dengannya nanti ia pasti akan memarahiku panjang lebar. Aku menghela nafas panjang.

“Sebenarnya ada apa denganmu ___-ya?”

Aku tersenyum tipis memikirkan haruskah aku menceritakannya pada EunHee. Aku tau ia sangat menentang hubungan gelapku bersama Jonghyun. Dan selanjutnya bisa ditebak,ia pasti akan memarahiku habis-habisan.

“Aku tidak apa-apa. Hanya tidak enak badan saja..”

“Jinja? Kau sudah ke dokter? Sudah minum obat?” EunHee memegangi dahiku dan membandingkannya dengan suhu tubuhnya sendiri. Mianhe Eunhee, aku tidak bisa menceritakannya padamu.

Aku merasa sudah cukup menjadi pecundang di hadapan Key saja. Aku benar-benar pengecut. Sahabat macam apa aku sampai2 tidak bisa menjelaskan yang sebenarnya pada sahabatku sendiri.

Kami terdiam sejenak. Larut dengan pikiran kami masing-masing.

Aku bukannya tidak mempercayai EunHee. Aku hanya merasa sudah cukup Key yang aku buat kecewa. Jangan sampai EunHee tau, apalagi keluargaku yang ada di Busan. Mianhe omma, appa, jongmal mianhe, aku tidak bisa menjadi anak yang baik.

“Yaa! Mau sampai kapan bengong disitu?” Key? Mana EunHee? Mataku menelusuri ruangan pesta ini mencari-cari sosok EunHee. Kemana perginya anak itu? bukannya tadi bersamaku?

“Mencari EunHee? Dia tadi pergi di ajak Taemin” Key menjelaskan.

“Kau lupa tujuan awalmu datang kesini?” Tanya Key.

Astaga! Benar juga. Aku hampir lupa alasan kenapa aku membeli baju mahal ini.

“Ck. Aku pikir kau serius mencintai Jonghyun.”

“Yaa! Mau ribut denganku huh?” aku mendengus kesal menatap mata tajam key.

“Hey.. jangan marah. Aku kan hanya bercanda. Aku bantu cari deh” Key membalikan tubuhku yang sedang beranjak pergi ke arahnya. Lagi. Aku melihat sorot sedih di matanya.

“Ne. Cepat kau cari dia. Aku ” aku menahan rasa mualku. Ugh! Kenapa datang lagi sih? Bukannya tadi baik-baik saja.

“Aku ke toilet dulu Key”

.

Aku berjalan ke luar toilet menuju ruang pesta sedikit terburu-buru. Aku berhenti sejenak saat mendengar suara yang aku kenal sedang berbicara pada seseorang.

“Aku tanya padamu hyung! Apa kau mencintainya?” teriak suara itu.

“Key.. Aku sudah punya keluarga. Se Kyung membutuhkan aku” jonghyun oppa? Key?

“Aku tanya sekali padamu hyung. Apa kau mencintai ___??” kali ini dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.

Cukup! Aku tidak ingin mendengar jawaban Jonghyun. Aku berlari mendekati mereka menahan air mataku.

Hatiku perih. Bagaimana rasanya jika seseorang yang sangat kita cintai tidak menginginkan kita sama sekali? Aku merasa seakan dunia runtuh tepat di atas kepalaku.

Kim Jonghyun…. Nama pria yang membuat aku merelakan segalanya. Hanya untuk bersamanya. Namun apa yang aku dapat? Meskipun aku memaksanya untuk bersamaku, akankah hatinya bisa aku miliki?

Aku memutuskan menghentikan pembicaraan memilukan mereka sebelum Key mulai menceritakan kehamilanku.

“Cukup Key. Aku ingin pulang sekarang..”

Sebelum pergi, aku sempat melirik sekilas ke arah Jonghyun. Ia bahkan tidak melihatku sama sekali.

.

[Author POV]

Jonghyun melangkah gontai menuju kamarnya. Ia ingin segera tidur melepas penat setelah seharian berkutat dengan urusan pesta kelahiran anak kembarnya. Ia masuk ke kamarnya dan melihat Se Kyung menaruh sesuatu di dalam tas.

“Kau tidak tidur yeobo?” tegur Se Kyung.

“Ne, aku akan tidur.” Sahut Jonghyun sambil mengganti pakainnya dengan piyama sutra yang nyaman.

“Aku ke kamar ChaeRi dan HaeRa, dan mungkin akan tidur disana.” Jawab Se Kyung kemudian menghilang dari balik pintu. Jonghyun mendesah pelan. Akan lebih sempurna, jika ___ yang menjadi istri dan ibu untuk anak-anaknya.

Jonghyun merebahkan dirinya telentang menghadap langit-langit kamarnya. Ia merenungi semua kalimat yang dilontarkan Key. Kalimat-kalimat itu dengan cepat berputar di ruang pikirannya. Ia merasakan lemas di sekujur tubuhnya saat diingatnya ekspresi wajah ___ tadi. Ia tau dan yakin bahwa dirinya bisa dengan pasti menjawab pertanyaan Key, ia sangat mencintai ___.

Jonghyun terus saja bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa mencintai seseorang bisa serumit ini? Sebenarnya apa itu cinta..? Apakah cinta itu seperti hujan yang membasahi setiap jiwa yang yang gersang? Ataukah cinta itu bersayap? Sehingga suatu saat dapat hinggap di satu hati, yang kemudian akan terbang pergi..

.

— Pukul 3 pagi di rumah Jonghyun.

“Aku ada di luar. Kau sudah dapatkan berkasnya??” Se Kyung menatap lembaran berkas di tangannya dan dengan cepat memasukannya ke dalam tas.

“Ne.. Minho-ya, boleh aku bawa anakku?”

“Apa? Tidak. Kau tinggal saja mereka..”

“Aku mohon Minho. Mereka anakmu juga..”

“Satu saja. Sisanya kau tinggal. Cepat kita tidak punya banyak waktu sebelum pesawat berangkat.” Klik. Tut..tut..tut..

“Mianheyo ChaeRi, omma meninggalkanmu..”

.

To Be Continue…

*Author’s Note:

Gimana chapter yang ini? Please comment ya..

Apakah ada NC di next chapter? Ditunggu aja deh,, XD

Untuk chapter selanjutnya, aku bakal usahain untuk post secepatnya..

Gomawo buat reader yang udah ngikutin ff ini dari part 1 sampai yang sekarang..